PeduliLindungi.id Diretas Menjadi situs Judol

(Sumber: Liputan6.com tampilan layar PeduliLindungi sebelum diretas situs Judol)


Bogor, DIRZUSMEDIA – Situs PeduliLindungi.id, yang dulu menjadi pusat pelacakan dan perlindungan kesehatan masyarakat pada masa pandemi COVID-19, kini menjadi sorotan setelah diduga diretas dan dijadikan situs judi online. Masalah ini menimbulkan kekhawatiran besar karena situs tersebut masih menyimpan data pribadi sekitar 105 juta pengguna, yang kini berisiko bocor akibat peretasan tersebut.

Pemberitaan mengenai perubahan fungsi situs PeduliLindungi menjadi laman judi online mulai viral di media sosial pada Senin, 19 Mei 2025. Sejumlah warganet melaporkan bahwa domain pedulilindungi.id tidak lagi menampilkan layanan kesehatan, melainkan konten perjudian daring seperti slot, togel, poker, dan kasino langsung. Situs ini bahkan sempat mengalihkan pengakses ke domain lain bernama albertagas.org, yang menampilkan layanan judi online berkedok permainan digital.

(Sumber: Tribunnews tampilan situs PeduliLindungi setelah diretas situs Judol)


Respon Pemerintah dan Pemblokiran Situs

Merespons temuan ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) secara resmi memutus akses (take down) terhadap situs PeduliLindungi.id pada 21 Mei 2025. Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkominfo, Alexander Sabar, menegaskan bahwa tindakan ini diambil untuk melindungi masyarakat dari potensi penyalahgunaan data dan paparan konten ilegal.

“Tindakan ini merupakan komitmen pemerintah untuk menjaga ruang digital Indonesia yang aman serta bagian penting dalam memberantas konten judi online. Kami terus berkomitmen untuk menjaga ruang digital nasional yang aman, sehat, dan terpercaya bagi seluruh lapisan masyarakat,” tegas Alexander.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan aktivitas digital yang mencurigakan melalui kanal resmi pengaduan aduankonten.id.


Status Pengelolaan Situs dan Data Pengguna

Setelah pandemi COVID-19 mereda, layanan PeduliLindungi resmi dialihkan ke aplikasi SatuSehat Mobile sejak 1 Maret 2023. Namun, domain pedulilindungi.id tetap aktif dan tidak dikelola oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), melainkan oleh pihak lain dalam beberapa laporan disebutkan oleh Telkom Indonesia.

Kemenkes menegaskan bahwa data kesehatan masyarakat sudah tidak lagi tersimpan di situs lama tersebut. “Web pedulilindungi-nya sejak tahun 2023 sudah pindah ke aplikasi SatuSehat. Sudah tidak digunakan webnya, datanya (data tracking) juga sudah dihapus. Masyarakat kalau mau akses data vaksin COVID-nya di aplikasi SatuSehat,” jelas Chief Executive Officer Digital Transformation Office, Setiaji.

Namun, sejumlah media melaporkan bahwa situs PeduliLindungi masih menyimpan sekitar 105 juta data pribadi milik pengguna, yang kini terancam bocor akibat peretasan tersebut. Kementerian Kesehatan dan pihak terkait belum memberikan klarifikasi detail mengenai status data pribadi yang masih tersimpan di situs lama.


Potensi Risiko Kebocoran Data

Kebocoran data pribadi skala besar seperti ini sangat berbahaya, karena dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk tindak pidana seperti penipuan, pemerasan, atau penyalahgunaan identitas. Data yang terancam bocor biasanya mencakup nama lengkap, nomor telepon, alamat email, hingga riwayat vaksinasi yang pernah diunggah ke situs PeduliLindungi pada masa pandemi.

Pakar keamanan siber mengingatkan, meskipun layanan resmi sudah dialihkan ke SatuSehat, domain lama yang masih aktif dapat menjadi sasaran empuk peretas. “Aktifnya domain lama meski sudah tidak dikelola pemerintah menunjukkan lemahnya pengawasan dan manajemen aset digital milik negara,” ujar salah satu pakar yang enggan disebutkan namanya.


Reaksi Publik dan Permintaan Penjelasan

Kasus ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan aktivis digital. Banyak yang mempertanyakan mengapa domain pedulilindungi.id masih aktif padahal layanan sudah dialihkan ke SatuSehat sejak lebih dari dua tahun lalu. Publik juga menuntut transparansi dari pemerintah dan pihak pengelola terkait status data pribadi yang masih tersimpan di situs tersebut.

Di media sosial, warganet ramai membahas risiko kebocoran data dan menuntut pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas, tidak hanya memblokir situs, tetapi juga memastikan data masyarakat benar-benar aman dan tidak disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.


Upaya Penanganan dan Rekomendasi

Kemkominfo dan Kemenkes telah berkoordinasi untuk memastikan situs PeduliLindungi.id tidak lagi dapat diakses dan tidak menimbulkan kerugian lebih lanjut bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap permintaan data pribadi yang bersumber dari situs lama PeduliLindungi, serta memastikan hanya menggunakan layanan resmi SatuSehat untuk urusan kesehatan digital.

Para pakar juga menyarankan agar pemerintah segera melakukan audit terhadap semua domain dan sistem digital milik negara, memastikan tidak ada lagi domain atau situs usang yang masih aktif dan rentan diretas. Selain itu, edukasi literasi digital perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih waspada terhadap risiko kebocoran data dan penipuan daring.

Kasus peretasan situs PeduliLindungi.id menjadi alarm keras bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya keamanan digital. Situs yang dulu menjadi andalan penanganan pandemi kini justru menjadi ancaman bagi privasi dan keamanan data jutaan warga. Pemerintah diminta untuk segera memperkuat sistem keamanan siber, melakukan audit rutin terhadap aset digital, dan memberikan transparansi kepada publik mengenai status data pribadi yang masih tersimpan di situs lama.


Di tengah maraknya ancaman siber, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk menjaga ruang digital Indonesia yang aman, sehat, dan terpercaya. Masyarakat juga dihimbau untuk selalu waspada dan tidak sembarangan mengunggah data pribadi ke situs yang tidak jelas kredibilitasnya.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama